Di balik diam dan nakalmu terdapat pelajaran buatku wahai santriku....! Vol I

Di balik diam dan nakalmu terdapat pelajaran buatku wahai santriku....! Vol I

oleh Nur Rahman pada 04 Maret 2011 jam 23:04

Kala itu tepat pada hari Senin, 28 Februari 2011, aku dan sahabat perjuanganku Akhuna Al habib Joko sedang menyajikan sebuah cerita hikmah kepada santri-santri tercinta PQT Abdul Aziz. Cerita yang diiringi dengan  instrument penyejuk hati maka terlihat semua santri seakan-akan terinspirasi dari kisah "anak durhaka" yang membuat penyesalan di hati. Akan tetapi, terlihat seorang santri yang membuat penasaran hati dan penuh tanda tanya ini. Seorang santri yang konon dipandang sebelah mata oleh beberapa pembina. Santri yang berambut agak Funky ini kerapkali membuat gaduh dan menjaili teman belajarnya bahkan tidak jarang membuat temannya menangis dan takut. Di saat smua teman-teman sedang menulis seluruh bentuk kebaikan Bundanya, dia malah enak-enakan santai tidak menulis dan mengganggu temannya.
Spontan aku bertanya pada anak yang berkulit kuning langsat tersebut: "Kenapa tidak menulis mas Hari...?"
"Males Pak......moso' harus nulis..?" Jawab santri itu dengan nada kesal dan males.
Kemudian aku  melihat tidak ada selembar kertaspun yang berada di atas mejanya apalagi bolpoin, seraya aku berkata:  "lho la bolpoinmu dan bukumu mana mas?"
Nggak bawa pak......males..! jawab Si Hari dengan tegas.
Lalu aku menyuruhnya pinjam ke teman lain seraya berkata: Ya udah kalo gitu......silahkan pinjam dengan baik ke teman lain ya.....?" Sehingga dia beranjak dari kursinya untuk meminjam pensil dan minta kertas temannya.
Bersambung...........